ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN PADI
Harga padi yang sangat ditentukan
pemerintah menyebabkan petani sering kalin merugi karena modal dasar tidak
seimbang dengan harga gabah. Keadaan ini semakin memburuk dengan dihilangkannya
subsidi pupuk. Petani menjual padi ke Bulog dengan harga yang ditentukan
pemerintah (saat ini seharga Rp. 2.100-1.500/kg). Pada saat penen raya, bulog
tidak memiliki cukup uang untuk membeli padi rakyat sehingga menunggak
pembayaran ke petani. Keadaan ini sangat merugikan petani. Budidaya padi untuk
mencapai keuntungan yang layak sulit diwujudkan. Perkiraan analisis budidaya
padi (nasional) permusim panen dengan luas lahan 1hektar masa tanam tahun 1999.
(sumber: Departemen Pertanian) :
a)
|
Biaya produksi
|
|
1.
|
Sewa lahan
|
Rp. 600.000,-
|
2.
|
Bibit: benih 25 kg @ Rp. 3.000,-
|
Rp.
75.000,-
|
3.
|
Pupuk
|
|
|
- Urea: 200 kg @ Rp. 1.115,
|
Rp. 223.000,-
|
|
- ZA: 50 kg @ Rp. 1.000,
|
Rp.
50.000,-
|
|
- SP-35: 100 kg @ Rp. 1.600,
|
Rp. 160.000,-
|
|
- KCl: 75 kg @ Rp. 1.650,
|
Rp. 123.750,-
|
|
- PPC/ZPT
|
Rp.
64.000,-
|
4.
|
Pestisida
|
Rp. 600.000,-
|
5.
|
Tenaga kerja
|
|
|
- Persemaian 5 HOK @ Rp. 8.000,-
|
Rp.
40.000,-
|
|
- Pengolahan tanah dgn mesin 15
HOK @ Rp. 15.000
|
Rp. 220.000,-
|
|
- Menanam 20 HOK @ Rp. 6.000,-
|
Rp. 120.000,-
|
|
- Penyiangan 15 HOK @ Rp. 8.000,-
|
Rp. 120.000,-
|
|
- Pemupukan 9 HOK @ Rp. 8.000,-
|
Rp.
72.000,-
|
|
- Pemberantasan OPT 4 HOK @ Rp.
8.000,-
|
Rp.
32.000,-
|
6.
|
Panen dan pascapanen
|
|
|
- Merontok, keringkan, angkut 72
HOK @ Rp. 8.000,-
|
Rp. 576.000,-
|
|
- Ongos angkut ke pasar
|
Rp.
26.918,-
|
7.
|
Bunga Bank
|
Rp. 148.037,-
|
|
Jumlah biaya produksi
|
Rp. 2.994.705,-
|
|
|
|
b)
|
Pendapatan 4.201 kg (GKG) @
Rp.1.450,-
|
Rp. 6.091.450,-
|
c)
|
Keuntungan
|
Rp. 3.096.745,-
|
d)
|
Parameter kelayakan usaha
|
|
|
1.B/C Ratio 1,03
Gambaran Peluang Agribisnis
Beras adalah makanan pokok sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri karena itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah, pada tahun 1998 mengimpor 3,1 juta ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat. Dengan memperhatikan hal di atas seharusnya agribisnis padi dapat menarik banyak para investor. Namun demikiaan, dilain pihak, harga beras sangat ditentukan pemerintah dan tidak dinamis seperti halnya tanaman hortikultur atau perkebunan sehingga umumnya petani padi sering merugi. Tanpa perubahan tata niaga beras dan pengurangan campur tangan pemerintah, agribisnis padi akan tetap tidak banyak diperhitungkan dan diminati oleh investor di bidang pertanian. |
|